Friday 12 February 2016

Red Velvet

Bukan hari ini, tepatnya beberapa hari yang......ah entahlah.

Kamu laki-laki berhidung mancung, memakai baju koko lengan pendek, celana mengatung persis engkau sedang bersunah rasul dan memakai sepatu converse full black yang menyita perhatian seketika hendak masuk ke kedai kopi.

Kamu terlihat begitu manis ketika aku lihat kamu pesan red velvet latte, mungkin hari itu kamu sedang malas minum kopi atau mungkin red velvet latte adalah minuman favoritemu. 

Kamu terlihat gelisah, seperti sedang menunggu. Dan, benar saja kamu sedang menanti kehadiran teman-temanmu.

Aku duduk di ruangan indoor dan sedangkan kamu di outdoor. jarak pandang kita hanya di batasi oleh kusen kaca yang kalau mau di buka tinggal di geser.

Oh sialnya itu malam minggu, dan ada live music.
Oh sialnya kusen itu di buka dan kita behadapan langsung.
Oh sialnya sesekali aku mencuri pandangan ke arahmu, melihatmu tersenyum dan tertawa ketika kamu sedang berbicara dengan kawanmu. Persis seperti romansa FTV.

Sialan, kamu manis sekali seperti latte pakai gula cair ketika tersenyum.

Dan kamu tahu Tuan, aku sesekali melihat bahwa kamu mencuri pandangan juga ke arahku, dan akhirnya kita saling bertatapan dan tersenyum malu-malu.

Soundtrack yang pas mungkin Maliq & d'Essentials – Terdiam

Sudahlah Tuan. Bisa celaka aku kalau ingat moment itu terus.

Penikmat bius tiwus.

1 comment: